Semenjak wisuda dari Universitas Diponegoro pada Januari
2015, saya mulai mencari tempat bekerja. Di awal bulan februari, Saya sempat mendapat
panggilan interview di salah satu perusahaan di Semarang. Saya sendiri lupa
nama perusahaan tersebut. Seingat saya itu adalah perusahaan kontraktor kecil,
dengan kantor sebuah rumah tinggal yang dibentuk selayaknya sebuah kantor.
Saya sempat mengikuti seleksi tahap pertama, dan saya lolos
tahap pertama. Ternyata masih ada tahapan berikutnya yang akan dilaksanakan
keesokan harinya.
Pada hari kedua, saya tidak mengikuti tahapan seleksi lagi,
karena mama akan pulang dari Semarang. Saya tahu bahwa kami tidak akan bertemu
dalam waktu yang panjang, maka saya lebih memilih memanfaatkan waktu yang sangat
berharga itu.
Seminggu kemudian saya kembali mendapat panggilan interview
dari salah satu perusahaan jasa estimasi di Solo. Saya dapat jadwal interview
jam 13.00 WIB. Sekitar pukul 8 pagi, saya berangkat dari kosan saya di Semarang
menuju Solo bersama teman kos saya bernama Fadli (Cah Tegal). Kami sampai di Solo
kira-kira pukul 11.00 WIB. Kemudian kami berhenti di sebuah mushola,
beristirahat sambil menunggu waktu untuk interview.
Pukul 12.50, saya sudah menunggu di depan kantor. 3 jam
kemudian saya selesai interview, siap siap pulang ke semarang, dan tinggal
menunggu panggilan berikutnya.
Di perjalanan pulang, fadli (yg nemenin aku ke semarang
tadi), menceritakan kegiatannya ketika sedang menunggu tadi. Ketika dia
menunggu saya interview, dia berkenalan dengan seorang wanita yang sedang
menunggu sepupunya lagi interview juga. Mereka
sempat jalan2 berdua dan beli eskrim untuk membuang kebosanan mereka. Fadli juga
memuji2 wanita itu. Sayangnya mereka tidak sempat bertukar nomor hp, sehingga
hubungan mereka hanya sampai disitu, hahaha.
Beberapa hari kemudian, saya dikasih tau bahwa saya diterima
bekerja di sana. Di satu sisi, saya sangat bangga, karena walaupun saya hanya
lulusan D3, saya bisa unggul atas pesaing saya yang Sarjana (kami lulusan
universitas yang sama). Namun di sisi lain, saya juga kecewa, karena salary
yang diberikan cukup kecil.
Tetapi itu adalah suatu kesempatan yang tidak boleh
disia-siakan. Walaupun aku tidak ingin kerja di sana, aku tetap ambil, karena aku
tidak ingin mamaku kepikiran kalau aku tidak dapat kerja. Tapi selalu
menanamkan dalam benakku bahwa ini hanya sebagai batu loncatan. Dan juga untuk
melatihku untuk berhemat.
Dan akhirnya hari Senin tanggal 16 Februari 2015, menjadi
hari pertamaku bekerja.
Baca artikel lain:
Baca artikel lain:
Tidak ada komentar :
Posting Komentar