Lagi asyik2nya istirahat, dapat panggilan ke kantor guru. Awalnya sih malas mau kesana. Soalnya kan jam istirahat itu hak kita. Gak diboleh dipake buat keperluan ke kantor guru yekan. Dengan berberat langkah, pergi juga deh kesana. Eh nyampe sana kaget juga, semua guru ngucapin selamat. Bingung kan, ulang tahun juga nggak.
Eh, tiba2 pak BJ Sianturi bilang kalo aku dan 4 orang temanku diterima kuliah di sebuah universitas terkemuka di Semarang yaituuuuuuu Universitas Diponegoro. Kita berlima: aku, Yoshua Simorangkir (Teknik Sipil), Dody Simamora (Teknik Perkapalan), Nova Siagian (Teknik Elektro), Ronny Situmeang (Teknik Kimia), dan Andar Aritonang (yang ini nih yang nama jurusannya paling panjang, Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota).
Waktu itu sih gak terlalu excited banget kitanya, soalnya yang langsung kita pikirin itu jaraknya. Harus nyebrang lautan luas. Males banget kan. Udah gitu biayanya banyak pasti. gak tega juga kan sama orang tua. Pokoknya udah sempet mikir nggak deh.
Semua pihak pun mendukung kita harus kesana. Walaupun sebenarnya gak terlalu pengen siih, tapi akhirnya fix, kita bakalan pergi. Yang berangkat bareng hanya berempat, saya, dody, ronny dan andar. Akhirnya kita dapat tiket pesawat tanggal 25 Mei 2011, karena tanggal 27 Mei, kita udah harus verifikasi di kampus. Selama 3 bulan terakhir, kita berlima dibekali nasihat2 dari orang yang kita kasihi dan mengasihi kita, eaaakkk.
Dan pada tanggal 26 Mei pukul 23.00 WIB, kita berangkat dari Sipoholon Menuju Medan naik mobil KBT . Supirnya juga mendukung kita melalui musik2 yang diputar selama perjalanan. Lagu-lagu nya membuat kita semakin sedih meninggalkan kampung halaman tercinta. Lagu2 yang diputar antara lain: Tangiang Ni Dainang, Anak Na Burju, dan Jujung Goarhi. Setibanya di Medan, perasaan makin gak karuan, nantinya bakalan ngekos sendiri, gaada yang masakin, pokoknya semuanya harus dikerjain sendiri deh. Serem juga kan ngebayanginnya.
Kita nyampe Medan kan sekitar jam 6 pagi, sementara pesawat jam 4 sore, jadi sementara kita numpang dulu di kosan kak Yanti Simamora. Sekitar jam 1 siang, kita udah berangkat ke bandara. gimana lah yang gak pernah naik pesawat kan, jadinya nyari aman aja, walaupun jadinya harus nunggu lama.
Sampai bandara, kita udah kayak rombongan apaa gitu. 4 keluarga ngumpul (ples namboruna, amangboruna, tulangna, nantulangna, pokoknya semua keluarga lah. namanya juga halak hita kan) pokoknya rame banget lah. udah kayak kumpulan orang yang dengerin Caleg lagi ngomong (ceritanya sambil nungguin dikasih duit.hehehe). Dan pada akhirnyaaaaa, kita check in dan masuk ke bandara, masih dengan gaya linglung kita. hahaha
Akhirnya kira diterbangkan dari Polonia (masih Polonia ya, belom Kualanamu, maklumlah, ini masih jadul) menuju Ahmad Yani naik pesawat Lion Air (pesawat pertama yang kita naikin seumur hidup :D). Oh ya, penerbangan Medan - Semarang itu gak ada yang langsung, harus transit dulu di CGK (gaya ya, udah ngerti CGK sekarang, hahaha). Untung ajaa abang saya kerja di bandara, jadinya dia yang membantu kami untuk mengurus transit di soeta.
Setibanya di Semarang kita dijemput sama bang Boris Sitorus dan Bang Yakop Nainggolan. kami sampai semarang kira2 pukul 22.00 WIB. Udah malam bgt pokoknya.
Kebersamaan orang batak yang ada di semarang, membuat kami tidak terlalu merasa asing di sana. Kami masih merasa tinggal di kampung halaman tercinta.
Keesokan harinya, bg boris harus mengikuti kuliah seharian, sehingga kami berempat ditinggal di kosan nya. dengan kemampuan bahasa indonesia yang paspasan, dan logat yang super duper ancur (logat batak tembak super langsung), kami jalan-jalan mengelilingi Tembalang (kampus kami waktu itu di daerah tembalang, ada juga kampus yg di daerah Peleburan), untuk mengetahui lokasi kampus, tempat makan, tempat main game dll.
Penyesuaian tubuh dengan suhu panas semarang juga menjadi suatu masalah baru buat kami, karena itu membuat keringat menjadi super duper bau. Sesuai dengan yang saya ingat, kami 3 malam tinggal di kosan bg boris, kosannya lumayan sempit, ditambah dengan barang2 nya dia dan koper kami berempat. Panas dan bau, membuat kami sangat sulit untuk tertidur. padahal seharian kami udah kelelahan mengitari Tembalang.
Setelah 3 malam di sana, kami mulai pindahan dari kosan bg boris. Adalah kosan laek andar waktu itu yang menjadi tempat perkumpulan kami. Kami mulai merasa mandiri. Kami sudah mulai hapal wilayah tembalang, tempat berkumpulnya halak hita, main game dll, sehingga bg boris tidak perlu lagi mendampingi kami kemana-mana.
Dan pada akhirnya kami punya kosan masing2. Aku, Ronny dan Dody satu atap, dan Andar bikin atap sendiri. hahaha.
Masalah perkuliahan, dibahas di cerita berikutnya yaaak.
Baca artikel lain:
Waktu itu sih gak terlalu excited banget kitanya, soalnya yang langsung kita pikirin itu jaraknya. Harus nyebrang lautan luas. Males banget kan. Udah gitu biayanya banyak pasti. gak tega juga kan sama orang tua. Pokoknya udah sempet mikir nggak deh.
Semua pihak pun mendukung kita harus kesana. Walaupun sebenarnya gak terlalu pengen siih, tapi akhirnya fix, kita bakalan pergi. Yang berangkat bareng hanya berempat, saya, dody, ronny dan andar. Akhirnya kita dapat tiket pesawat tanggal 25 Mei 2011, karena tanggal 27 Mei, kita udah harus verifikasi di kampus. Selama 3 bulan terakhir, kita berlima dibekali nasihat2 dari orang yang kita kasihi dan mengasihi kita, eaaakkk.
Dan pada tanggal 26 Mei pukul 23.00 WIB, kita berangkat dari Sipoholon Menuju Medan naik mobil KBT . Supirnya juga mendukung kita melalui musik2 yang diputar selama perjalanan. Lagu-lagu nya membuat kita semakin sedih meninggalkan kampung halaman tercinta. Lagu2 yang diputar antara lain: Tangiang Ni Dainang, Anak Na Burju, dan Jujung Goarhi. Setibanya di Medan, perasaan makin gak karuan, nantinya bakalan ngekos sendiri, gaada yang masakin, pokoknya semuanya harus dikerjain sendiri deh. Serem juga kan ngebayanginnya.
Kita nyampe Medan kan sekitar jam 6 pagi, sementara pesawat jam 4 sore, jadi sementara kita numpang dulu di kosan kak Yanti Simamora. Sekitar jam 1 siang, kita udah berangkat ke bandara. gimana lah yang gak pernah naik pesawat kan, jadinya nyari aman aja, walaupun jadinya harus nunggu lama.
Sampai bandara, kita udah kayak rombongan apaa gitu. 4 keluarga ngumpul (ples namboruna, amangboruna, tulangna, nantulangna, pokoknya semua keluarga lah. namanya juga halak hita kan) pokoknya rame banget lah. udah kayak kumpulan orang yang dengerin Caleg lagi ngomong (ceritanya sambil nungguin dikasih duit.hehehe). Dan pada akhirnyaaaaa, kita check in dan masuk ke bandara, masih dengan gaya linglung kita. hahaha
Akhirnya kira diterbangkan dari Polonia (masih Polonia ya, belom Kualanamu, maklumlah, ini masih jadul) menuju Ahmad Yani naik pesawat Lion Air (pesawat pertama yang kita naikin seumur hidup :D). Oh ya, penerbangan Medan - Semarang itu gak ada yang langsung, harus transit dulu di CGK (gaya ya, udah ngerti CGK sekarang, hahaha). Untung ajaa abang saya kerja di bandara, jadinya dia yang membantu kami untuk mengurus transit di soeta.
Setibanya di Semarang kita dijemput sama bang Boris Sitorus dan Bang Yakop Nainggolan. kami sampai semarang kira2 pukul 22.00 WIB. Udah malam bgt pokoknya.
Kebersamaan orang batak yang ada di semarang, membuat kami tidak terlalu merasa asing di sana. Kami masih merasa tinggal di kampung halaman tercinta.
Keesokan harinya, bg boris harus mengikuti kuliah seharian, sehingga kami berempat ditinggal di kosan nya. dengan kemampuan bahasa indonesia yang paspasan, dan logat yang super duper ancur (logat batak tembak super langsung), kami jalan-jalan mengelilingi Tembalang (kampus kami waktu itu di daerah tembalang, ada juga kampus yg di daerah Peleburan), untuk mengetahui lokasi kampus, tempat makan, tempat main game dll.
Penyesuaian tubuh dengan suhu panas semarang juga menjadi suatu masalah baru buat kami, karena itu membuat keringat menjadi super duper bau. Sesuai dengan yang saya ingat, kami 3 malam tinggal di kosan bg boris, kosannya lumayan sempit, ditambah dengan barang2 nya dia dan koper kami berempat. Panas dan bau, membuat kami sangat sulit untuk tertidur. padahal seharian kami udah kelelahan mengitari Tembalang.
Setelah 3 malam di sana, kami mulai pindahan dari kosan bg boris. Adalah kosan laek andar waktu itu yang menjadi tempat perkumpulan kami. Kami mulai merasa mandiri. Kami sudah mulai hapal wilayah tembalang, tempat berkumpulnya halak hita, main game dll, sehingga bg boris tidak perlu lagi mendampingi kami kemana-mana.
Dan pada akhirnya kami punya kosan masing2. Aku, Ronny dan Dody satu atap, dan Andar bikin atap sendiri. hahaha.
Masalah perkuliahan, dibahas di cerita berikutnya yaaak.
Baca artikel lain:
- CIVIL ENGINEERING???
- JAKARTA RASA SMANSIP (EDISI TMII)
- PERHITUNGAN SINAMOT ORANG BATAK
- KADO NATAL ISTIMEWA
- BALADA TUGAS AKHIR
- CERITA TARINGOT TU DONGAN SMA
- PENGALAMAN KERJA PERTAMA
Tidak ada komentar :
Posting Komentar