googlefc19d842d33475de.html Januari 2017 - Joshua Simorangkir's Blog
Breaking News
Loading...
  • New Movies
  • Recent Games
  • Tech Review

Recent Post

Minggu, 29 Januari 2017

PERHITUNGAN SINAMOT ORANG BATAK

Sinamot adalah biaya yang diberikan oleh pihak laki-laki kepada pihak perempuan yang hendak menikah dalam bahasa batak sering disebut tuhor ni boru (TNB).



Setelah saya telaah lebih dalam, ternyata perhitungan harga sinamot ini beda2 tipis sama perhitungan kapasitas jalan, yang merupakan salah satu mata kuliah yang saya pelajari semester ini. Jika untuk kapasitas jalan kita memperhitungkan faktor2 seperti lebar jalan, hambatan samping, pemisah jalan dan ukuran kota, maka dalam menghitung sinamot ada 3 faktor yang berpengaruh:

  • Status pendidikan (ES/Educational Status), 
  • Status Pekerjaan (JS/Job Status), dan 
  • Jarak (D/Distance). 

Ini adalah penjelasan masing2 angka tersebut.

1. STATUS PENDIDIKAN (ES)
Status Pendidikan seorang perempuan yang hendak dijadikan istri sangat besar pengaruhnya dalam penghitungan sinamot. Besarnya Biaya ES (BES) dapat dibagi lagi berdasarkan ES tersebut. Seperti penjelasan dibawah ini:
• Tidak tamat SD maka BESnya bisa berkisar dari Rp.1.000.000,- s/d Rp.2.000.000,- untuk memudahkan penghitungan kita gunakan hukum keseimbangan yaitu Rp.1.500.000,-
• Hanya Tamat SD maka BESnya bisa berkisar dari Rp.2.000.000,- s/d Rp.3.000.000,- untuk memudahkan penghitungan kita gunakan hukum keseimbangan yaitu Rp.2.500.000,-
• Hanya Tamat SMP maka BESnya bisa berkisar dari Rp.3.000.000,- s/d Rp.4.000.000,- untuk memudahkan penghitungan kita gunakan hukum keseimbangan yaitu Rp.3.500.000,-
• Hanya Tamat SMA maka BESnya bisa berkisar dari Rp.4.000.000,- s/d Rp.5.000.000,- untuk memudahkan penghitungan kita gunakan hukum keseimbangan yaitu Rp.4.500.000,-
• Tamat D-III maka BESnya bisa berkisar dari Rp.6.000.000,- s/d Rp.8.000.000,- untuk memudahkan penghitungan kita gunakan hukum keseimbangan yaitu Rp.7.000.000,-
• Tamat S-1 maka BESnya bisa berkisar dari Rp.9.000.000,- s/d Rp.11.000.000,- untuk memudahkan penghitungan kita gunakan hukum keseimbangan yaitu Rp.10.000.000,-
• Tamat S-2 maka BESnya bisa berkisar dari Rp.12.000.000,- s/d Rp.15.000.000,- untuk memudahkan penghitungan kita gunakan hukum keseimbangan yaitu Rp.13.500.000,-

2. STATUS PEKERJAAN (JS)
Pekerjaan seorang perempuan juga mempengaruhi besarnya sinamot. Biaya JS (BJS) dikelompokkan berdasarkan pekerjaan si perempuan. Seperti pengelompokan dibawah ini:
• Tidak Bekerja maka BJSnya antara Rp.0,- s/d Rp.1.000.000,- untuk memudahkan penghitungan kita gunakan hukum keseimbangan yaitu Rp. 500.000,-
• Bekerja swasta gol a (buruh) maka BJSnya antara Rp.1.000.000,- s/d Rp.2.000.000,- untuk memudahkan penghitungan kita gunakan hukum keseimbangan yaitu Rp. 1.500.000,-
• Bekerja swasta gol b (pekerja kantoran/pengusaha) maka BJSnya antara Rp.2.000.000,- s/d Rp.4.000.000,- untuk memudahkan penghitungan kita gunakan hukum keseimbangan yaitu Rp. 3.000.000,-
• Pegawai Negeri maka BJSnya antara Rp.5.000.000,- s/d Rp.8.000.000,- untuk memudahkan penghitungan kita gunakan hukum keseimbangan yaitu Rp. 6.500.000,-

3. JARAK (D)
Jarak yang dimaksud adalah antara kediaman pihak laki-laki dengan perempuan. Karena sinamot juga merupakan biaya yang akan digunakan untuk biaya transportasi oleh pihak perempuan.
Biaya yang dihitung sebagai pengaruh dari jarak saya beri nama BD, yang besarnya adalah
BD = Jarak(km) x 75.000

Berdasarkan hal-hal tersebut diatas maka dapat saya tarik kesimpulan bahwa besarnya sinamot dapat dihitung dari persamaan berikut:

TNB = BD + BES + BJS

Ket :
TNB = Tuhor Ni Boru/Sinamot (Rp.)
BD =  Biaya pengaruh dari Jarak (Rp.)
BES = Biaya Pengaruh dari Status Pendidikan (Rp.)
BJS = Biaya Pengaruh dari Status Pekerjaan (Rp.)

Contoh:
Seseorang (tinggal di Tarutung Taput) akan segera menikah dengan seorang wanita ZZZ tamatan S1 dan bekerja sebagai karyawan di PT. Mumbang Lonong yang berasal dari Laguboti. Jarak Tarutung – Laguboti adalah 65 km. Maka kemungkinan besarnya sinamot yang harus dipersiapkan adalah :

Jawab:
Dik:
D = 65 km
BES = 10.000.000
BJS = 3.000.000

Dit : TNB= ....... ?

Penyelesaian:

TNB = BD + BES + BJS

TNB = (65x75.000) +10.000.000 + 3.000.000
TNB = 4.875.000 + 13.000.000
TNB = 17.875.000

Itu adalah harga dasar kita. Jika misalnya menikahnya tahun 2021, maka kita harus memperhitungkan eskalasinya (ambil contoh besarnya eskalasi adalah 4 % per tahun, selama 4 tahun).
maka total biaya adalah

TNB = 17.875.000 x 1.16
TNB = 20.735.000

Maka pangoli harus menyiapkan dana sebesar Rp.20.735.000,- (nego tipis gan wkwkwkw)

Ingat : Biaya biaya sinamot tidak termasuk biaya pesta lho!
JADI, sudahkah sinamot anda cukup? atau puaskah anda dengan sinamot anda?

Sebagai penutup akan saya berikan sebuah pertanyaan menarik yang sering terjadi ;
Jadi Bisakah sinamot menghalangi marrongkap? Jawabnya: Ya. Sinamot dalam arti luas adalah uang yang banyak buat pesta. Kalau anda merasa kalimat ini salah, Berati anda harus marrongkap dengan cara kawin Mangalua (KAWIN LARI) atau Istilah Bataknya adalah Pasu-Pasu Raja!!


Diedit dari : http://garasi.in/beta-hita-mangetong-harga-sinamot.html

Baca artikel lainnya:



Rabu, 11 Januari 2017

KADO NATAL ISTIMEWA

Setelah aku menyelesaikan Tugas Akhir (TA) ku, tugas ku berikutnya adalah mengajukan berkas untuk sidang akhir. Oh ya, di kampus ku, yang disidangkan adalah Laporan Kerja Praktek (KP), bukan TA.

Sebelumnya, laporan KP ku telah di ACC oleh dosen pembimbing ku. Oh ya, berdasarkan info yang beredar di kampus, dosen pembimbing ku ini adalah dosen yang sangat baik  ketika kita asistensi laporan, tapi akan menjelma ketika kita sidang KP (walaupun posisinya sebagai dosen pembimbing, bukan dosen penguji, tetap aja kita dihabisin). Ini kembali menjadi tantangan buat ku. Aku harus mempersiapkan diri sebaik mungkin untuk mrnghadapi sidang KP.


Akhirnya tanggal 23 Desember 2014 pukul 14.00 WIB saya selesai melengkapi berkas untuk sidang akhir. Waktu itu, sudah pesimis untuk bisa mengikuti wisuda pada periode Januari 2015. Saya sudah kepikiran untuk mengundur periode wisuda saya ke bulan April 2015, supaya saya bisa mengikuti ibadah natal dengan penuh hikmat (kayak orang bener aja gw yak). Tapi saya masih tetap berjuang untuk bisa wisuda pada bulan januari 2015.

Masih hari yang sama, kira2 pukul 16.00 WIB, saya dipanggil ke ruang Kaprodi. Saya diberikan undangan mengikuti sidang akhir pada tanggal 24 Desember 2014 Pukul 09.00 WIB. Di satu sisi saya sangat senang, karena kemungkinan untuk bisa wisuda Januari semakin terbuka. Tapi di sisi lain, saya sangat tertekan, harus mempersiapkan banyak hal dalam waktu yang sangat singkat. Saya harus mengantarkan surat undangan penguji sidang pada malam itu juga, menyediakan snack, makan siang dan parcel buat penguji, serta membuat file power point buat presentasi. Untungnya banyak teman2 yang membantu aku menyiapkan itu semua.

Oh iya, saya mendapat dosen penguji satu, dosen se-suku saya (katanya sih dosen ini sangat killer kalau menguji sidang, jangan harap dapat nilai A deh). Penguji 2 adalah pak Ignatius Christiawan, ST. MT (dosen yang saya harapkan jadi pembimbing saya, tapi Tuhan berkehendak lain hehehe). Mungkin ini adalah tim penguji yang sangat tidak mengasyikkan. Dengan penguji dan pembimbing yang killer, sepertinya saya akan babak belur saat sidang nanti. Tapi demi wisuda januari, saya akan hadapi dengan kepala tegak, eaaaak.

Akhirnya tiba saatnya untuk sidang akhir. Sumpah, saya degdegan banget. Apalagi saat dengar kabar kalau pak Ignatius Christiawan berhalangan hadir. Saya sudah merasa bahwa saya ada di ambang kekalahan, mana saya ngantuk banget lagi gara2 semalaman begadang bikin presentasi. Rasanya gak mungkin  banget dapat nilai maksimal dan pasti banyak revisian.

Ketika sidang, banyak sekali pertanyaan yang diajukan kepada saya. Puji Tuhan saya bisa menjawab pertanyaan itu semua tanpa ada kesalahan. Mungkin ini udah jadi kebiasaan kalau sidang akhir, dosen penguji selalu mencari kesalahan kita. Tapi Puji Tuhan saya bisa mengatasi itu semua. Hingga akhirnya sidang nya selesai, dan saya disuruh untuk keluar dulu, supaya dosen penguji bisa berembuk, untuk diskusi apakah saya lulus dan dapat nilai apa.

Saya keluar ruangan sidang. Di sana teman2 saya sudah menunggu saya. “Piye Jo? ditakoni opo wae? Iso jawab e ora?” Mereka bertanya dan terlihat kasihan melihat saya yang “dihabisi” oleh dosen2 killer. Tapi mereka belum tahu apa yang terjadi di dalam. Joshua Gitu loh, hahaha.
Dan saya pun dipanggil untuk masuk kembali ke ruang sidang. Ketua penguji (dosen batak k*ller) memberitahukan bahwa saya lulus sidang tanpa revisi. Saya sangat senang, karena saya pasti wisuda pada bulan januari.

Untuk nilai sidang, kalau di kampusku biasanya diumumkan seminggu kemudian. Tapi kali ini, aku diperlakukan spesial. Nilaiku dikasih tahu saat itu juga. Aku mendapatkan nilai ‘A’. Aku berhasil memutus anggapan, kalau dosen yg sukunya batak itu yang menguji kita sewaktu sidang, tidak mungkin dapat nilai A. Ketua penguji menunjukkan nilai itu samaku. Ketika nilai itu dibuka dari amplopnya dan ditunjukkan kepadaku, ke-alay-an ku tiba2 keluar. “Pak bentar, aku foto dulu nilainya”. Tapi sayangnya aku gak menemukan foto itu ntah dimana.

Satu lagi yang menjadi sesuatu yang sangat berkesan buatku, adalah karena aku mendapat nilai A ketika sidang, IPK ku jadinya diatas 3,50. Aku lulus dari kampus itu dengan predikat Dengan Pujian (Cumlaude). Hal ini menambah kebahagiaanku hari itu.

Karena malamnya adalah malam natal (ingat, tanggal sidangnya 24 desember, malamnya kan malam natal), aku malamnya itu ibadah di gereja HKBP Kertanegara Semarang. Setelah ibadah, aku mencari dosen pengujiku tadi, yang merupakan sintua (penatua) di gereja itu, untuk mengucapkan selamat hari natal kepadanya. “Selamat natal dah pak, mauliate nga manguji sidang hu nakkin. Mauliate tu nilai na dileanmi dah pak. Sai sehat ma ho ateh pak, jala ganjang ma umurmu”. “Olo mauliate dah, sai sukses ma ho amang, sai hatop dapot karejo, jala patorus sikkolami dah” Sahutnya

Sungguh ini adakah kado natal yang sangat istimewa bagiku, Dan akhirnya saya bisa wisuda pada Januari 2015.


Tiada HASIL yang mengkhianati USAHA, siapa yg berbuat lebih juga akan dapat hasil yg lebih.

Baca artikel lainnya:

BALADA TUGAS AKHIR

Salah satu persyaratan lulus dari Program Studi Diploma (PSD) III Teknik Sipil Universitas Diponegoro adalah membuat laporan Tugas Akhir (TA). Dalam penulisannya, satu TA dibuat oleh 2 orang mahasiswa. Adalah M. Adam Misbakhul Umam yang menjadi rekan kerjaku untuk menggarap TA tersebut.


Ada kurang lebih 15 orang dosen pembimbing TA di kampusku, tentunya dengan sifat yang berbeda-beda. Ada yang ribet, ada juga yang simpel, ada yang baik, ada juga yang baik banget (jangan berharap aku bilang gak baik yaa, gaboleh bahas yang negatif disini hahaha), ada yang gampang lulusnya, dan ada juga yang super susah. Dan, kita sudah menganalisis dosen2 yang ada berdasarkan info2 yang kita kumpulkan dari kakak2 senior.

Dan yang ada pada urutan nomor 1 paling susah adalah satu2nya dosen yang sukunya sama denganku (udah tau lah kan suku apaaa, marganya adalah *sensor*). Di urutan ke dua, koordinator dosen pengampu matkul struktur baja. Di urutan ketiga adalah dosen pengampu matkul Hidrolika/ogi, dan seterusnya. Daan, dosen yang kami harapkan sebagai pembimbing kami adalah dosen pengampu mata kuliah struktur beton yang bernama pak Ignatius Cristiawan, ST.MT (kalo dosen yang baik2, kita tuliskan langsung nama lengkapnya hehehe)

Dan akhirnya kita mengajukan berkas permohonan dosen pembimbing TA ke sekretaris jurusan. Sayangnya, Dewi Fortuna tidak berpihak kepada kami pada saat pemilihan dosen pembimbing tersebut. Kami mendapatkan dosen yang berada pada tingkat kesulitan kedua itu.

Kami berencana untuk ikut wisuda Januari 2015. Jadi, kami hanya punya waktu 3 bulan untuk menyelesaikan TA tersebut. Kami mempertimbangkan topik TA yang akan kami kerjakan. Setelah kami analisa satu persatu, akhirnya kami memutuskan membuat TA dengan judul “Perencanaan Jembatan Komposit Kali Ploso Kudus”. Sebuah judul yang sangat mudah untuk dibaca tapi sulit untuk dikerjakan hehehe. Apalagi dosen pembimbing kami itu adalah salah satu ahli jembatan di Pulau Jawa.

Waktu terus berjalan, kami selalu bersemangat untuk mengerjakan TA kami. Setiap hari kami menunggu dosen yg sangat kami kasihi itu di kampus. Hingga pada saat asistensi ke-30 (TIGAPULUH), kami berhasil mendapatkan tulisan ACC di TA kami.Kami bisa asitensi sebanyak itu karena metode perhitungan kami menggunakan cara hitung yang biasa dia pakai di proyek2nya. Walaupun asistensi sebanyak itu, kami berhasil meng-overlap tim yang lain (yang dapat dosen pembimbing yang sama). Kebayang kan gimana pusingnya tim lain itu.

Saat itu kami merasa sangat puas. Karena usaha yang telah kami kerahkan berhasil. Tak ada hasil yang menghianati usaha. Tapi kami masih harus berjuang, kami harus segera mengajukan berkas permohonan sidang akhir. 


Baca artikel lain:



CERITA TARINGOT TU DONGAN SMA

Cerita on tentang donganku do on, nalao mangurupi ibana doau.

Adong dongan kompak hu hian tikki SMA, sarupa do nian umur nami alai parjolo ibana mangoli ala tibu dapot rokkapna.Anggo au dang huboto dope didia rokkaphi.


Karejo ni dongankon ima karyawan di sada perusahaan swasta jala sipata masuk malam do ibana alana hona Shift. Diawal-awal parsaripeon ni donganhi dang adong masalah, lancar-lancar do sude.

Alai dung hira-hira sataon lobi mulai ma agak adong masalah dirumah tangga ni halaki. Olo sipata inantana dang jumpangna di jabu molo mulak sian parkarejoan.Jala sipata olo mulak tonga borngin manang hampir pagi.

Mulai ma antong curiga donganki mangida inantanai. Memang inantanai karejo di sada kantor.Jadi molo disukkun donganki boasa leleng mulak? Adong rapat manang sipata Overtime au ido alusni inanta nai.

Saminggu nasalpu diceritahon donganki ma tuau problem ni rumah tanggana. Husuruh ma asa di selidiki ibana jo takkas atikna marhua do inanta nai.

Tolu ari nasalpu pura-pura ma donganki berangkat pagi lao karejo, alai nga hupersiaphon hami hian rencana mamata-matai inantanai, martabuni ma donganki dang pola dao sian jabu nai rap dohot au.

Toho ma antong, hira-hira jam 8:30 adong ro mobil pribadi tu jabu nai, Dung di klakson 2x, kaluar ma inantanai sian jabu nunga mar Make Up jala pintor masuk tu mobil i.

Dung mardalan mobil i, mangihut ma hami sian pudi naik kareta ni donganki na biasa dipakke karejo, Dang na tu kantor hape inantai lao, marbelok do mobil i tuarah kota, torus ma di paihut-ihut hami.

Di ida hami ma mobil i masuk tu parkiran ni sada hotel sian na dao. Kaluar ma inantanai sian mobil margandengan tangan.

Lam di jonoki hami ma hotel i, Tompuma mate kareta ni donganki antar 150m sian hotel i, hape minyakna godang dope.
Nanaeng husukkun molo kareta olo tompu mate aha do masalah ni i?

"Cerita on nienet sian sumber na asing, alai nga lupa penulis manang na dia sumber ni cerita on"


Baca artikel lain:

PENGALAMAN KERJA PERTAMA

Semenjak wisuda dari Universitas Diponegoro pada Januari 2015, saya mulai mencari tempat bekerja. Di awal bulan februari, Saya sempat mendapat panggilan interview di salah satu perusahaan di Semarang. Saya sendiri lupa nama perusahaan tersebut. Seingat saya itu adalah perusahaan kontraktor kecil, dengan kantor sebuah rumah tinggal yang dibentuk selayaknya sebuah kantor.
Saya sempat mengikuti seleksi tahap pertama, dan saya lolos tahap pertama. Ternyata masih ada tahapan berikutnya yang akan dilaksanakan keesokan harinya.


Pada hari kedua, saya tidak mengikuti tahapan seleksi lagi, karena mama akan pulang dari Semarang. Saya tahu bahwa kami tidak akan bertemu dalam waktu yang panjang, maka saya lebih memilih memanfaatkan waktu yang sangat berharga itu.

Seminggu kemudian saya kembali mendapat panggilan interview dari salah satu perusahaan jasa estimasi di Solo. Saya dapat jadwal interview jam 13.00 WIB. Sekitar pukul 8 pagi, saya berangkat dari kosan saya di Semarang menuju Solo bersama teman kos saya bernama Fadli (Cah Tegal). Kami sampai di Solo kira-kira pukul 11.00 WIB. Kemudian kami berhenti di sebuah mushola, beristirahat sambil menunggu waktu untuk interview.

Pukul 12.50, saya sudah menunggu di depan kantor. 3 jam kemudian saya selesai interview, siap siap pulang ke semarang, dan tinggal menunggu panggilan berikutnya.

Di perjalanan pulang, fadli (yg nemenin aku ke semarang tadi), menceritakan kegiatannya ketika sedang menunggu tadi. Ketika dia menunggu saya interview, dia berkenalan dengan seorang wanita yang sedang menunggu sepupunya lagi interview  juga. Mereka sempat jalan2 berdua dan beli eskrim untuk membuang kebosanan mereka. Fadli juga memuji2 wanita itu. Sayangnya mereka tidak sempat bertukar nomor hp, sehingga hubungan mereka hanya sampai disitu, hahaha.

Beberapa hari kemudian, saya dikasih tau bahwa saya diterima bekerja di sana. Di satu sisi, saya sangat bangga, karena walaupun saya hanya lulusan D3, saya bisa unggul atas pesaing saya yang Sarjana (kami lulusan universitas yang sama). Namun di sisi lain, saya juga kecewa, karena salary yang diberikan cukup kecil.

Tetapi itu adalah suatu kesempatan yang tidak boleh disia-siakan. Walaupun aku tidak ingin kerja di sana, aku tetap ambil, karena aku tidak ingin mamaku kepikiran kalau aku tidak dapat kerja. Tapi selalu menanamkan dalam benakku bahwa ini hanya sebagai batu loncatan. Dan juga untuk melatihku untuk berhemat.